100 Tempat Wisata Bandung Baru & Unik

Bandung selain kota kuliner juga kota wisata , setelah jkt.web.id meluncurkan guidance tentang 100 Kuliner Bandung Terkini Yang Patut Anda Coba !

maka kini kami menampilkan series lainnya yang juga pasti lengkap dan ditunggu tunggu, yaitu 100 Tempat Wisata Bandung Baru & Unik , Bandung memang semakin berkembang, baik dari wisata dan juga kuliner nya

Letaknya yang hanya 3 jam dari Pusat IBUKOTA jakarta juga mempengaruhi perkembangan kota ini , semakin maju dan positif, perkemabangan kota, dan transportasi selain juga bangunan bangunan megah dan perkantoran yang semakin menjamur.

untuk itu jkt.web.id menghadirkan

Tren 100 Tempat Wisata Bandung Yang Baru & Unik

 

Baru

 

Rabbit town

Lately we have been told some issues about Rabbit Town. Yes the park or tourist area is quite viral which is indeed a controversy with issues tilted by the netizens.

Rabbit Town itself is one of the swafoto tourism sites in Jalan Rancabentang No.30, Ciumbuleuit, Cidadap District, Bandung City, West Java.

A white house with a row of rabbit icons in front of it on this long holiday seen in assault visitors. Not a few tourists bring with her family.

 

 

The House of Sausage

More Than Just a Culinary Tour , Satisfied eating, I decided to go around for a while. My goal is to prove the tagline ‘eat, swim, and play’ that they are staying for. It is true. But to enjoy the rides of existing games, of course we have to pay the ticket continued.

 

 

The Best Institute In Southeast Asia

Bandung Institute of Technology (ITB) is a very famous public university in Bandung. Not only in Bandung alone, but famous to the international level. The name of ITB was inaugurated on March 2, 1959

 

 

 

 

Menaklukkan Curug Malela

Bukan Tempat Wisata Biasa

Foto-foto yang beredar mungkin hanya menampakkan Curug Malela dari satu spektrum—“curug” alias air terjun tipe lebar yang mengingatkan kita pada Niagara di luar negeri sana—tapi tidak banyak orang yang membahas betapa susahnya pergi ke sana.

 

Forest Walk Terpanjang Se-Asia Tenggara

Satu prestasi lagi yang bisa kamu temui di Bandung, yaitu fasilitas forest walk yang panjang, sehat, dan menghibur. Diresmikan awal 2018 lalu, tempat ini langsung diserbu warga Bandung yang bersepatu lari atau orang-orang yang lagi kepingin melihat suasana hijau di tengah perkotaan yang padat dan riuh.

 

 

 

Uji Ketangkasan dan Kecerdikanmu di Pandora Experience

Bosan dengan wisata yang itu-itu saja? Itu tanda sudah waktunya mencoba pengalaman baru, sob! Kayak di wahana yang belum lama buka ini misalnya, tempat di mana kamu ditantang untuk menggunakan segenap otak dan badan kamu seolah hendak menaklukkan penjahat di video games!

 

 

 

Challenging Adrenaline: Rafting on the Palayangan River Bandung

Sensation When Rafting ..

After the safety equipment is complete, it’s time to walk along the Palayangan River and enjoy the sensation of rafting that ciamik. In stau rubber boat, filled by 6 people and one instructor. The six of us are very enthusiastic. The reason, this is our first experience of sixth about rafting.

 

 

 

Farmhouse Pendatang Baru Wisata Lembang

SEDIKIT TIPS :
Ketika weekend atau musim berlibur, cerdaslah untuk mempersiapkan makanan ringan serta minuman di mobil untuk perjalanan menuju Farmhouse, lantaran perjalanan bakal cukup macet. Serupa seperti saat qta ke Dusun Bambu ketika high season. Perjalanan kami sendiri dari Pasteur menuju Farmhouse seputar 2 jam (umumnya jika normal cuma 45 menit)

 

 

 

Wisata Bandung Museum, Kebun Binatang sd Kebun Teh

Museum Sribaduga di bangun mulai sejak 1974 dengan memakai areal serta bangunan sisa tempat tinggal Wadana Tegalega.

Beberapa bangunan sisa kewadanaan terus dipertahankan juga sebagai cagar budaya yang digunakan juga sebagai ruangan perkantoran

Untuk melengkapi keperluan sarana museum lalu di bangun sebagian bangunan arsitektur baru dengan jenis tradisional Jawa Barat, seperti ruangan pameran terus, auditorium, serta ruangan penyimpanan koleksi.

 

 

 

 

Kalpa Tree, Tempat Nongkrong Hitz Anak Muda Bandung

Keistimewaan Kalpa Tree

Kalpa Tree memanjakan pengunjungnya dengan tempat yang sangat iconic, yakni tempat duduk, tempat bersantai di sekitar kolam renang yang berwarna biru. Didominasi warna biru dan hijau, Kalpa Tree menjadi tempat yang nyaman untuk siapa saja.

 

Ada dua bagian tempat yang bisa dipilih, indoor dan outdoor. Anda bebas untuk memilih tempat, tapi perlu Anda ketahui bahwa semua orang yang datang ke Kalpa Tree pasti mengincar tempat duduk bundar yang berada di tengah-tengah kolam renang.

 

 

 

 

Rumah Pohon Batu Molenteng yang Bikin Penasaran Traveler Muda

Serius, penasaran banget dengan Rumah Pohon Batu Molenteng. Akhir-akhir ini tempat wisata baru yang ada di Bali ini sering muncul di Instagram. Banyak pula fotografer baik dalam atau pun luar negeri yang memposting kecantikan kawasan Rumah Pohon Batu Molenteng, bikin makin penasaran dan ingin segera ke sana.

 

 

 

 

Bergaya ala Bintang Kung Fu di Bandung Chinatown

Pernah nggak bayangin gimana rasanya ada di latar adegan film kung fu? Melihat cewek-cewek berbaju cheongsam, payung warna-warni, lampion bertebaran, dan tentunya, macam-macam bakpao, bakmi, dan makanan-makanan lainnya yang enak!

Sekarang, tidak perlu jauh-jauh pergi ke Negeri Tirai Bambu untuk merasakan semua itu. Tahun 2017 lalu, walikota meresmikan tempat wisata etnik alias kulturalnya yang bertemakan Perkampungan Cina: Bandung Chinatown.

 

 

 

Alternatif Pengalih Gadget bagi Si Kecil: Jendela Alam

Jendela Alam sedang menjadi perbincangan di antara para ibu-ibu muda dan keluarga umumnya yang sedang memiliki buah hati. Alasannya, tempat wisata satu ini menawarkan jenis hiburan yang berbeda bagi anak-anak, sekaligus membawa angin segar bagi para orangtua.

Soalnya, tempat ini seratus persen memaksimalkan potensi alam Bandung untuk membuat kompleks wisata peternakan atau persawahan bebas pestisida yang gak tanggung-tanggung. Bertempat di Lembang dan penuh wahana seru yang memicu adrenalin, dijamin anak-anak bakal kerasan main di sini!

 

 

 

5 Hal yang Bisa Dilakukan di NuArt Sculture Park yang ‘Nyeni’ Abis

 

New-Art: Sculpture Park

Yes! Tempat wisata yang bakal kita bahas kali ini adalah wisata seni dan budaya, yaitu sejenis museum merangkap taman. Tempat ini adalah milik I Nyoman Nuarta, seorang pemahat patung tersohor yang prestasinya sudah malang melintang di kancah nasional dan internasional.

 

 

 

Rumah Stroberi Bukan Sekadar Wisata Agro

Menggabungkan Konsep Berbagai Etnis

Pertama kali datang ke Rumah Stroberi, kita bakal terkagum-kagum oleh desain arsitekturnya yang terhitung nyentrik. Betapa tidak, rasanya seperti melihat beberapa rumah dari berbagai negara disatukan di satu tempat: bangunan kayu tak berfurnitur khas Jepang, atap-atap berkubah lancip khas Maroko, juga ornamen merah-kuning dan lampion yang identik dengan bangsa Cina.

 

 

 

 

Yang Sejuk di Mata dan di Hati: Orchid Forest Cikole

Ya! Orchide Forest—Hutan Anggrek—adalah salah satu jenis pariwisata yang menyodorkan keindahan alam buatan kepada para pengunjung. Cuma di Bandung Barat sini Anda bisa menemukan jajaran hutan pinus yang mencoklat di tengah kabut tipis udara Lembang, yang sesekali disela oleh bermacam tanaman mulai dari pakis, daun waru, sampai anggrek hutan.

 

 

 

 

Art: 1 When Museum and Artspace Meet

This museum started from the art gallery called Mon Decor which established in 1983. If you’re often spending your time in mall like Plaza Senayan and Grand Indonesia, or another location near City Plaza Wisma Mulia, I believe that you are quite familiar with this galley. Since their artworks is increase day by day, looks a like they need more artspace. Finally in 2011 they opened Art:1 as the first beginning of this museum. That collect so much artwork from many various artists and do another art activity.

 

 

 

Moko Hill : A Journey to The City of Stars

Always end the day with a positive thought no matter how things were. Moko Hill is the perfect place to end up your day or your holiday. Moko Hill is a hill with 1500 meters height above the sea and we can see all of the Bandung city scenery from this hill.

 

 

 

Lereng Anteng Bandung : Coffee and Panoramic View

 

 

Lereng Anteng Panoramic Coffee Place is a cozy place to enjoy your coffee and one of the most phenomal place recently, here, in Bandung. It’s proven by never ending visitors who always come and fulfilled all of the table in this place.

 

 

 

Legenda Gua Jepang Dan Gua Belanda Di Bandung , Berani ?

Gua Jepang

Di Taman Hutan Raya Djuanda, ada salah satu Gua bernama Gua jepang. Tempat ini memang peninggalan bangsa Jepang saat menjajah tanah air kita tercinta. Sebenarnya, di Indonesia sendiri, terdapat banyak Gua Jepang yang tersebar. Salah satunya memang ada di sini.

 

 

 

Tebing Keraton – Legenda Baru Wisata Alam Di Bandung

Pada mulanya, Tebing Keraton adalah sebuah tebing yang berada di wilayah Taman Hutan Raya Djuanda. Alamat lengkap dari tempat ini ialah Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Bandung. Pemandangan alam yang eksotis untuk melihat matahari terbit dan tenggelam merupakan salah satu keistimewaan dari tempat wisata ini.

 

 

MELIHAT BANDUNG DARI ATAS AWAN?

Bukit Bintang Dago

Tempat ini sangat digemari oleh para muda-mudi Bandung yang hobi sekali mengabadikan momen mereka menggunakan kamera. Tawaran berupa pemandangan kota Bandung dari atas ketinggian terhampar jelas di tempat ini. Tak heran, bila hampir setiap sore dan malam hari Bukit Bintang dago selalu saja tidak pernah sepi dari pengunjung yang datang.

 

 

 

Mampir Ke Giardino Bardini

Surga Hijau Dibalik Arsitektur Eropa

Bardini Garden merupakan taman yang terletak diantara Piazzale Michelangelo dan Giardino di Boboli atau Boboli Garden.

 

Bardini Garden memiliki luas 4 hektar dan berada di lereng kota Florence.

Mungkin banyak orang yang lebih mengenal Giardino di Boboli dibanding Giardino Bardini ini.

Tetapi jangan salah, pesona yang kita nikmati di Bardini Garden bisa lebih terasa lantaran suasananya yang tenang, romantis, dengan atmosfer keasrian yang dipadukan dengan tata letak yang bervariasi.

 

 

 

100. Rancabali : Lebih Dari Sekedar Perkebunan Teh

Berwisata ke wilayah Utara Bandung sepertinya sudah banyak yang khatam ya. Tapi berwisata ke wilayah Bandung Selatan sepertinya masih belum sebanyak yang berkunjung ke wilayah Utara Bandung.

Padahal di wilayah Selatan Bandung banyak obyek wisata cantik yang wajib dikunjungi, diantaranya adalah Perkebunan Teh Rancabali. Kenapa kita harus berwisata ke Perkebunan Teh Rancabali ?
Asal Anda tahu saja, banyak hal selain keindahan alamnya yang bisa kita eksplorasi di sini, diantaranya adalah cara pembuatan teh, cara menyeduh teh dengan benar dan para wisatawan pun bisa membeli teh produk asli lokal Rancabali sebagai oleh-oleh.

Secara geografis, Perkebunan Teh Rancabali adalah hamparan lahan hijau yang indah sekali.  Keindahan kebun teh ini tidak bisa diragukan lagi, dengan ketinggian 1628 m diatas permukaan laut dan suhu 16-26 derajat celcius, udara di wilayah Perkebunan Teh Walini sangat sejuk dan Anda bisa melihat hamparan teh hijau yang bagaikan permadani. Untuk sampai ke wilayah ini, Anda perlu menempuh jarak sekitar 45 km ke sebelah selatan Kota Bandung atau sekitar 2 jam perjalanan. Perkebunan teh ini mengolah dua komoditi yang sangat penting sejak dulu yaitu teh dan kina yang didukung oleh pabrik pengolahan CTC dan Orthodoks.

 

Keindahan perkebunan teh yang menghijau itu sepertinya tidak cukup, karena masih ada area alam lain yang membuat para wisatawan betah berada di sana, yaitu beberapa titik air terjun kecil bertingkat di tepian-tepian pohon teh yang terletak di sisi kanan kalau kita menuju objek wisata lain Situ Patenggang.

Semua orang yang pernah datang ke sana setuju, kalau hamparan pucuk-pucuk daun teh dengan daun yang berwarna hijau kekuningan bak permadani yang luas, bisa membuat mata rehat dan serasa ingin merebahkan diri di atasnya. Para wisatawan yang datang pun tidak bosan-bosannya mengabadikan keindahan alam Rancabali dengan memotret berbagai wilayahnya.

Selain menikmati pemandangan kebun teh, Anda juga bisa melakukan kunjungan wisata ke pabrik teh Rancabali. Anda bisa melihat proses penanaman, pembibitan, pembukaan lahan, pemeliharaan, pemetikan, pemangkasan, sampai pengolahan teh. Tidak hanya itu, Anda juga bisa melakukan Tea Walk dengan rute sejauh 2 km, 3 km, atau 4 km.

Menurut sejarahnya, perkebunan teh Rancabali dibangun sejak tahun 1870 dan di perkebunan ini terdapat makam dan rumah peninggalan K.A.R Bosscha.

Alam Rancabali tidak hanya bisa membuat sejuk mata dan hati, namun lebih dari itu, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari hamparan daun hijau dan kuning bak permadani yang kita sebut sebagai daun teh.

 

99. 5 Tempat Belanja Murah di Bandung

Siapa yang tak suka belanja? Hampir kebanyakan orang suka belanja atau mungkin gila belanja khususnya para wanita. Mendekati hari raya Idul Fitri banyak orang berduyun-duyun berbelanja baju untuk dipakai di hari raya. Harga murah dan kualitas bagus menjadi buruan para pembeli. Ada 5 tempat di Bandung yang mungkin dapat menjadi referensi bagi anda yang suka berbelanja dengan harga murah.

1. King Shopping Center

Berlokasi di Jalan Kepatihan No. 11-17 dan cukup strategis karena berada di dekat Mesjid Raya Bandung yang bersebelahan dengan Alun-Alun Kota Bandung. Tempat ini ramai setiap harinya apalagi menjelang liburan dan Idul Fitri. Kebanyakan yang berbelanja ke King Shopping Centre yaitu para anak muda yang mencari keperluannya dengan harga yang relatif murah. Selain baju anda juga dapat menemukan berbagai macam sepatu, jam, tas, dan aksesoris unik dengan harga murah dan banyak barang yang dijual secara terbatas.

2. Pasar Baru Trade Center

Berlokasi di Jalan Otto Iskandar Dinata No. 70, pusat perbelanjaan ini sangat lengkap dan murah. Mulai dari busana muslim, busana casual, busana pesta, jeans, sepatu, tas, tekstil, kosmetik, aksesoris, batik, perlengkapan bayi, perlengkapan haji, seragam sekolah, sprei, bed cover dan masih banyak produk lainnya bisa anda temukan di Pasar Baru.

3. Pasar Induk Gedebage

Nah, jika anda mencari pakaian bekas, disinilah tempatnya, murah dan berbagai macam pilihan baju dapat anda temukan disini. Mulai dari baju, jeans, jaket, tas, sepatu, topi, dan beragam aksesoris pakaian lainnya dengan harga mulai dari Rp 5.000, karena bekas maka pintarlah menawar dan memilih baju yang akan anda beli. Ramai, pengap dan becek akan anda temui di pasar ini, tapi meski jauh dari nyaman, hal itu tidak menyurutkan para pengunjung untuk tetap berbelanja ke Gedebage.

4. Pasar Kaget Gasibu

Pasar Kaget Gasibu hanya ada di hari Minggu mulai pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 12.00 siang. Lokasinya mulai dari depan Monumen Bandung Lautan Api depan kampus Unpad di Jalan Dipati Ukur, sampai dengan ke arah Jalan Diponegoro. Anda akan menemukan berbagai macam barang mulai dari aksesoris, pakaian, perlengkapan bayi, kerajinan tangan, peralatan sekolah, peralatan rumah tangga, hingga sayur mayur serta beragam jajanan. Dan tahukah anda bahwa Pasar Kaget Gasibu ini adalah pasar kaget terbesar di Bandung. Harga? Jangan ditanya, yang terpenting adalah anda bisa menawar dan bernegosiasi serta memilih kualitas barang yang akan anda beli. Hati-hati dengan copet, jaga selalu barang bawaan anda.

5. ITC Kebon Kelapa

ITC Kebon Kelapa beralamat di Jalan Moh. Toha B1 E-10 No. 5. ITC Kebon Kelapa juga menyediakan berbagai macam barang dengan harga yang relatif murah. Karena harga yang relatif murah, ITC Kebon Kelapa tidak pernah sepi dari pembeli setiap harinya. Sudah siap berburu baju Lebaran? Selamat berbelanja!

 

98. Spot-Spot Ngabuburit Seru di Bandung

Sedikit penjelasan mengenai asal kata “ngabuburit” bagi anda yang belum mengetahuinya. Burit, dalam bahasa Sunda berarti waktu menjelang malam hari, atau waktu Maghrib. Ngabuburit saat bulan puasa artinya menunggu atau menghabiskan waktu hingga saatnya berbuka atau menjelang Maghrib.

Di Bandung terdapat banyak sekali tempat-tempat umum yang biasanya ramai dikunjungi warganya untuk menghabiskan waktu sambil beraktivitas. Beberapa tempat berikut mungkin bisa jadi referensi anda untuk ngabuburit di kota Bandung. (PA)

1. Masjid Raya Bandung

Berlokasi di kawasan Alun-Alun kota Bandung, masjid ini merupakan salah satu tempat favorit warga Bandung yang banyak dikunjungi saat Ramadhan. Di sini siapa saja boleh mengikuti kegiatan masjid, atau sekedar nongkrong di kawasan masjid.

Tapi kegiatan yang wajib anda coba adalah naik ke menara masjid. Dari kedua menara yang berada di halaman Masjid Raya ini pemandangan kota Bandung dapat terlihat dengan jelas. Cukup membayar Rp 2.000 saja anda dapat menikmati hamparan gunung serta perkotaan sebagai pemandangan dari atas menara tersebut. Menara ini terbuka untuk umum mulai pukul 09.00-17.00 WIB.

2. Monju – Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Monumen Perjuangan (Monju) yang berlokasi di Jalan Dipati Ukur ini juga merupakan salah satu tempat favorit warga untuk ngabuburit. Banyak yang sekedar berfoto dengan latar belakang Monju, atau menikmati wisata berkuda mengelilingi wilayah tersebut.

Anda juga dapat menikmati suguhan dari para freestyle bikers yang sering berlatih di depan monumen yang sering disebut Monumen Power Ranger ini. Jangan khawatir, di sini juga terdapat banyak sekali pilihan jajanan untuk anda berbuka puasa nantinya.

3. Taman Cikapayang Dago

Salah satu landmark kota Bandung yang terletak di Jalan Dago ini juga menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi untuk menghabiskan waktu sambil menunggu Maghrib tiba. Ada yang hunting foto, atau sekedar nangkring dan mengobrol di sini. Ingin sedikit berolahraga? Sewa saja sepeda di Bike Shelter yang ada di seberangnya. Jika waktu berbuka tiba, anda cukup berjalan di sepanjang Jalan Dipati Ukur di seberang taman ini, karena disana ada banyak pedagang yang menjajakan beragam jajanan untuk berbuka puasa.

4. Lapangan Gasibu – Gedung Sate

Lapangan yang satu ini di hari biasanya saja sudah ramai oleh warga, apalagi saat bulan Ramadhan. Hal ini karena di sepanjang jalan di daerah Gasibu dan Gedung Sate menjelang sore akan ramai dipadati oleh para pedagang makanan. Beragam jajanan khas Bandung dapat anda temukan di sini. Selain itu, lokasi yang strategis membuatnya banyak dikunjungi oleh masyarakat.

5. Taman Makan Pahlawan

Maklum saja kalau setiap sore pada bulan Ramadhan daerah di sekitar Jalan Pahlawan akan sangat macet. Selain karena merupakan titik temu dari beberapa jalan alternatif menuju atau ke Bandung Timur dan Bandung Kota, Taman Makam Pahlawan yang berada di ujung jalan ini selalu padat oleh penduduk, terutama yang bertempat tinggal di sekitar Jalan Pahlawan, Cikutra dan Cigadung. Beragam makanan dapat anda temui di sini, mulai dari es buah, berbagai kolak, hingga ke makanan berat seperti pecel lele dan ayam goreng.

 

97 . Lembur Batik Cimahi: Merawat Tradisi Lama dengan Menciptakan Kreasi Baru

Buat kamu yang senang berwisata ke Bandung, tentu menyempatkan diri untuk belanja ke factory outlet maupun distro-distro. Pakaian seperti apa yang biasanya kamu beli? Pakaian-pakaian model terbaru? Atau kamu lebih suka yang tradisional? Bagaimana kalau ada sesuatu yang berasal dari tradisi lama namun dikreasikan menjadi sesuatu yang baru?

Coba deh kamu main ke Cimahi. Kota yang bertetangga dengan kota Bandung di sebelah Barat ini memiliki Lembur Batik Cimahi. Showroom atau galeri batik ini terletak di Jalan Pesantren No. 131, Cibabat, Cimahi. Sebuah tempat wisata yang asyik untuk belanja, juga asyik untuk belajar batik. Yang dijual di sini tidak hanya kain dan pakaian batik aneka motif dan warna, tapi juga ada kriya dan aksesoris buatan tangan berbahan dasar batik seperti kalung, gelang, sandal, bros, bantal, sarung bantal, hingga tas. Selain itu, ada program edukasi seperti pelajaran dasar-dasar membatik untuk tingkat playgroup hingga mahasiswa, juga kunjungan kewirausahaan untuk instansi-instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan. Lembur Batik juga tidak segan untuk mengadakan pelatihan membatik di luar galerinya, mereka pernah mengadakan pelatihan membatik di Miko Mall, Kopo. Bahkan kalau kamu mau pesan seragam batik juga bisa lho. Motif, model dan warnanya bisa disesuaikan dengan keinginan kamu. Lembur Batik juga membuka kesempatan untuk kamu yang berminat menjadi agen atau re-seller produk-produk mereka.

Mungkin di antara kamu ada yang belum pernah mendengar soal batik motif Cimahi. Jika motif-motif batik di daerah Jawa diwariskan dari tradisi nenek moyang sejak jaman dahulu, motif batik Cimahi memang belum lama dilahirkan. Bermula dari instruksi Sendi Yusuf, istri mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf yang pada waktu itu merupakan Ibu Batik Jawa Barat. Sendi Yusuf menginstruksikan kepada setiap kota di Jawa Barat untuk memiliki batik ciri khas kotanya masing-masing. Itoc Tochija yang menjabat sebagai walikota Cimahi saat itu tergerak untuk memiliki batik di kotanya sendiri. Tentu saja tidak bisa sembarangan dalam menciptakan motif batik. Mereka melakukan survei terlebih dahulu terhadap motif-motif batik yang ada di Jawa Barat. Maka dipilihlah tiga tema yang dianggap bisa mewakili kota Cimahi, yaitu Ciawitali, Cirendeu dan Kujang. Kemudian diadakan perlombaan desain motif batik dengan ketiga tema tersebut dalam rangkaian peringatan ulang tahun kota Cimahi ke-8 pada tahun 2009. Dari perlombaan itu terpilihlah satu pemenang yang menciptakan motif Anyaman Bambu dari tema Ciawitali. Motif inilah yang kemudian diambil oleh Lembur Batik untuk dikembangkan hingga saat ini.

Setelah perlombaan tersebut, pemkot Cimahi tidak tinggal diam. Mereka memanggil para pengusaha untuk mengembangkan motif-motif batik tersebut. Salah satu pengusaha tersebut adalah Ibu Hj. Ria Triwanto. Bersama suaminya, Triwanto, ia mendirikan Lembur Batik di Cimahi pada tahun 2009. Pada awalnya, mereka tidak memiliki latar belakang usaha batik sama sekali. Ibu Hj. Ria Triwanto adalah pengusaha di bidang fashion yang khusus menjual baju-baju muslim rancangannya sendiri selama bertahun-tahun. Kemudian ia mengikuti pelatihan di Batik Komar hingga mendapat sertifikat. Para pengrajin batik cap yang direkrut oleh Lembur Batik juga diikutsertakan dalam pelatihan di Batik Komar. Lembur Batik sengaja tidak memanggil pengrajin batik dari kota lainnya, mereka lebih memilih untuk memberdayakan warga sekitar sebagai pengrajin dan karyawan. Proses produksi batik di sini pun berkembang. Dulu mereka belum bisa melakukan proses pewarnaan kain batik secara mandiri, masih membutuhkan bantuan dari pihak lain. Kini, setelah empat tahun, Lembur Batik melakukan seluruh proses produksinya secara mandiri. Batik-batik produksinya pun sudah melanglang buana hingga ke mancanegara, seperti Australia, Singapura, dan Korea. Mereka adalah tamu-tamu dari Kodam maupun kawan-kawan dari mahasiswa-mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Bandung yang berkunjung ke Lembur Batik.

Kreasi motif batik yang sudah ada pun berkembang. Berawal dari tiga tema yang diusung pada saat perlombaan, Lembur Batik menciptakan dua motif baru, yaitu Curug Cimahi dan Pusdik. Dari kelima tema tersebut dikembangkan lagi menjadi 25 varian motif batik. Lembur Batik memang tidak pernah berhenti dalam berkreasi. Ibu Hj. Ria Triwanto sendiri secara berkala terus mengkreasikan motif-motif yang ada dan membahasnya bersama para pegawainya. Ini adalah usaha untuk menjaga dan melestarikan batik Cimahi. Dengan kreasi-kreasi baru, diharapkan batik Cimahi dapat semakin berkembang dan budaya bangsa menjadi semakin kaya.

 

96 . Ada Apa Aja Sih di Gelora Bandung Lautan Api?

 

Warga Bandung kini boleh berbangga karena sudah mempunyai satu stadion. Bukan sekadar stadion sepak bola, tapi sebuah stadion bertaraf internasional yang pantas disetarakan dengan Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta. Jumat (10/3) malam lalu merupakan soft launching dari Stadion Utama Sepak Bola Gelora Bandung Lautan Api (BLA). Konon, pembangunan tahap pertama dari stadion ini sudah rampung 100 persen. Tahap pertamanya saja menghabiskan dana sebanyak Rp 545 miliar.

Dana tersebut dikucurkan dari Pemprov Jabar sebesar Rp 285 miliar dan dari Pemkot Bandung sebesar Rp 260 miliar. Luas bangunan dan lapangannya mencapai 24,5 hektar. Stadion ini memiliki empat lantai dengan jumlah kapasitas penonton 38.000 kursi termasuk 60 kursi untuk penyandang disabilitas, kapasitas daya listrik 2.285 kva, 300.000 liter air, dan memiliki 772 toilet. Wah, luar biasa!

Stadion ini terletak di kawasan Gedebage. Memakan waktu sekitar 5-7 menit berkendara dari jalan Soekarno-Hatta untuk bisa sampai ke sana. Jalan masuknya sendiri sudah bagus, sudah beraspal. Namun sayang, belum tersedia lampu-lampu jalan yang memadai. Selama berkendara, saya hanya bisa mengandalkan lampu depan motor saya dan lampu-lampu dari rumah-rumah penduduk di sisi jalan. Selain itu juga belum ada petunjuk jalan yang bisa mengarahkan saya ke stadion.

Kecuali beberapa spanduk yang bertuliskan permintaan maaf sebab perjalanan terganggu sehubungan dengan diadakannya acara peresmian Gelora BLA. Saya hanya mengikuti jalan yang terbentang dan mengarahkan motor saya ke arah yang dituju oleh beberapa rombongan warga sekitar yang berjalan kaki. Dan ternyata benar, mereka berbondong-bondong datang untuk melihat soft launching Gelora BLA. Saya pun mencoba bertanya kepada salah seorang polisi yang kebetulan berjaga di sana untuk mengamankan jalannya acara ini. Setelah mengikuti petunjuk dari bapak polisi, tukang parkir dan petunjuk dari Tuhan berupa intuisi, sampailah saya pada sebuah keramaian.

Setelah memarkir kendaraan di depan permukiman penduduk yang berubah menjadi area parkir dadakan, saya melewati dua ruas jembatan kayu, lalu masuk ke satu celah pintu yang diapit oleh seng-seng yang berjajar. Di dalam, ada beberapa area parkir dadakan dan satu jalan setapak yang sederhana dengan tanah lapang yang becek di sekitarnya.

Setelah melewati satu lagi celah pintu di antara jajaran seng yang berdiri, barulah saya menapak di jalan beraspal dan bisa memandang kemegahan Gelora BLA dari dekat. Lucunya, di jalan beraspal tersebut bermunculan mobil-mobil yang entah datang dari arah mana.

Suasana di selasar stadion tak ubahnya seperti pasar malam dadakan. Banyak penjual yang menjajakan mainan, aksesoris, kaos, juga makanan dan minuman ringan. Di sana, warga-warga yang antusias langsung berhamburan. Mereka masuk ke pintu yang sudah terbuka. Sebagian kemudian memandang ke luar dari lantai dua, sebagian lagi terus menaiki tangga hingga ke atas. Tidak ada petunjuk ke arah mana pintu-pintu tersebut menuju. Mungkin papan penunjuk di Gelora BLA belum sepenuhnya terpasang.

Memasuki lobi utama, semuanya tampak rapi dan baru, hanya sedikit polos. Maklum, masih baru. Dari tribun VVIP, saya bisa melihat hijaunya lapangan rumput yang masih baru, track field dengan warna merah bata, dan jajaran kursi penonton dengan kombinasi warna yang sangat menarik. Selain itu juga ada dua scoring board besar di sisi kiri dan kanan.

Tepat di seberang tribun VVIP saya melihat baligho yang sangat besar dibentangkan oleh kawan-kawan dari Viking. Baligho tersebut bertuliskan ucapan terima kasih kepada walikota Bandung atas stadion yang begitu megah. Ya, stadion ini memang megah. Kalau kamu googling foto “Gelora Bandung Lautan Api”, kamu akan menemukan foto desain stadion ini tampak atas. Keren bukan?

Tribun VVIP yang saya kunjungi ternyata harus basah oleh hujan. Hanya tribun penonton yang paling atas yang terlindung oleh atap stadion dari air hujan. Acara peresmian terpaksa ditunda. Sambil menunggu jalannya peresmian, saya memutuskan untuk berkeliling di dalam stadion. Keluar dari lobi VVIP, saya menemukan banyak bagian stadion yang belum selesai.

Lantai dan tangga yang belum dialasi keramik, dinding toilet yang belum dilapisi semen, beberapa akses yang ditutupi oleh triplek, juga beberapa bahan bangunan yang menumpuk di sana-sini. Wah, begini rupanya pembangunan tahap pertama yang sudah 100 persen itu. Mungkin akan dilanjutkan di pembangunan tahap kedua seperti yang dijanjikan.

Soft launching stadion ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan dimeriahkan oleh beberapa tarian seperti Tari Topeng Benjang dengan iringan musik yang rancak. Meski diguyur hujan rintik-rintik, para penari terus menari dengan semangat di atas lapangan rumput dan track field tanpa alas kaki. Para pemusik seakan memberi dorongan dengan tabuhan musiknya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Walikota Bandung Dada Rosada pun menyempatkan diri meninjau dan menginjak lapangan rumput di stadion ini. Setelah itu hiburan dilanjutkan dengan parodi sepak bola dan pertandingan sepak bola antar artis dan beberapa elemen pecinta sepak bola di kota Bandung.

Hujan yang mengguyur kota Bandung malam itu tidak menyurutkan semangat orang-orang untuk datang dan melihat kemeriahan soft launching stadion ini. Antusiasme warga sekitar dan para pecinta sepak bola justru mengalahkan hujan yang turun. Tentunya ada harapan yang besar di dalam hati masyarakat dengan dibangunnya Stadion Utama Sepak Bola Gelora Bandung Lautan Api ini.

Mari kita doakan semoga kemegahan stadion ini sesuai dengan yang direncanakan dan dijanjikan. Dengan stadion yang megah, semoga saja dapat mendorong perkembangan olahraga di Jawa Barat dan di Bandung pada khususnya, serta melahirkan semangat sportifitas yang tinggi di antara pendukung dan para pecinta olahraga. Kalau sudah begitu, kan warga Bandung juga yang akan bangga

 

95 . Floating Market Lembang: Pasar Terapung a la Bandung

Kota Bandung memang tidak dapat dipisahkan dari julukan kota wisata. Berbagai macam tempat wisata dapat ditemui di ibukota Jawa Barat ini. Meskipun Bandung tidak memiliki sungai besar seperti sungai Barito di Kalimantan, di Bandung kita dapat merasakan sensasi wisata seperti pasar terapung Muara Kuin di Kalimatan, atau pasar terapung Damnoen Saduak di Ratchaburi, Thailand. Tepatnya adalah Floating Market Lembang, yang terletak di daerah Bandung Barat, tepatnya di Jalan Grand Hotel No. 33 E, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Terinspirasi dari dua pasar terapung diatas, Floating Market Lembang ini berdiri diatas danau alami bernama Situ Umar. Tempat wisata ini dibuka sejak 12 Desember 2012. Di Floating Market Lembang kita dapat menemukan beraneka macam jajanan kuliner yang dijual dari 46 perahu yang terapung di danau yang cukup besar. Seperti tempe mendoan, jagung bakar, colenak, ketan bakar, duren bakar, dan masih banyak lagi.

Namun perahu yang menjual aneka hidangan kuliner disini sedikit berbeda dengan pasar terapung yang terdapat di Muara Kuin, Kalimantan. Perahu pedagang disini diparkir serapih mungkin sehingga para pengunjunglah yang hilir mudik menghampiri perahu ini.

Di sekeliling danau ditempatkan beberapa joglo dan gazebo kecil untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan sekitar. Di salah satu sudutnya terdapat Kampung Leuit yang memiliki leuit-leuit tempat beristirahat ditemani miniatur sawah sehingga membawa pengunjung seolah berada di area sawah sesungguhnya.

Melani, marketing communication Floating Market Lembang mengatakan jika tempat ini dihadirkan sebagai alternatif pariwisata di Jawa Barat. “Kita ingin membuat tempat rekreasi dan kuliner, sehingga jika orang ke Lembang mau mencari makan, akan mengarahkannya ke Floating Market Lembang, jadi selain makan, anak-anaknya bisa sambil rekreasi juga”.

Selain menikmati jajanan kuliner yang dijual diatas perahu, para pengunjung di Floating Market Lembang dapat berkeliling danau dengan menyewa perahu kano, paddle boat, sampan, dan sepeda air. Di Floating Market Lembang juga terdapat permainan adventure, seperti Flying Fox dan ATV. Disamping itu, pengunjung kategori anak-anak juga dapat merasakan pengalaman memberi makan kelinci, dan bebek. Ada juga kebun strawberry dan sayuran organik yang dapat dipanen oleh pengunjung. Beberapa meter disamping pasar terapung, dapat ditemui juga beberapa restoran dan factory outlet.

Untuk masuk ke Floating Market Lembang, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 10.000/orang. Biaya ini sudah termasuk welcome drink. Untuk berkeliling danau menggunakan wahana air, harganya berkisar dari Rp 30.000 – Rp 70.000. Harga makanan yang dijual di perahu terapung juga beragam, dimulai dari Rp 10.000 anda sudah dapat menikmati sajian kuliner tradisional. Dan uniknya, segala bentuk transaksi di Floating Market Lembang ini dilakukan dengan menggunakan koin khusus yang ditukarkan di tempat yang telah disediakan

 

94 . Bernostalgia dengan Majalah dan Buku Lawas di Cikapundung

Buku merupakan suatu media yang membuka mata kita akan dunia luas. Kendati kehadiran buku sekarang sudah masuk ke dalam era digital, namun percaya atau tidak, buku dalam bentuk fisik selalu memiliki tempat bagi para pembacanya. Masih ngomongin soal buku nih guys, buat kalian yang hobi banget baca buku, kali ini Bandung Review akan mengajak kalian semua ke salah satu surga buku dan majalah lawas di Jalan Cikapundung Barat, persisnya di belakang Gedung PLN Bandung.

Tempat buku bekas di Cikapundung ini memang bisa dibilang cukup sederhana, sekitar puluhan pedagang di sini hanya menggelar lapak dagangan mereka sepanjang trotoar Jalan Cikapundung Barat. Apabila hujan turun mereka pun sudah menyiapkan plastik/terpal sederhana supaya buku-buku mereka tidak kebasahan.

Hampir semua jenis buku ada di tempat ini, mulai dari buku sastra, kedokteran, ekonomi,  hukum, arsitektur, hingga majalah, sampai komik. Ciri khas tempat ini sebenarnya ada pada tahun keluarnya buku-buku tersebut, meskipun ada juga buku-buku baru namun porsinya tidak sebanyak buku-buku lawas.

Seperti Kang Arif misalnya, pedagang buku yang berjualan sejak tahun 1999 mengatakan, “Buku-buku sama malajah di sini relatif terbitan tahun 80-an sampe 90-an, ada juga sih terbitan 2000-an cuma engga banyak.” Kang Arif sendiri lebih banyak menjual majalah-majalah lawas yang diakuinya lebih menguntungkan daripada menjual buku-buku bekas. “Majalah-majalah yang sering dicari oleh para pembeli kebanyakan adalah majalah-majalah mode, desain grafis, hingga desain interior.” tambahnya.

Harga yang ditawarkan di tempat ini sangatlah terjangkau, semuanya berkisar dari Rp 5.000 – Rp 300.000, tentunya itu semua tergantung dari kondisi buku, serta kelangkaannya di pasaran. Dan perlu digarisbawahi, di tempat ini tidak hanya majalah dan buku lokal saja yang dijual, ada pula terbitan luar negeri yang sayang untuk kalian lewatkan, terutama bagi kalian yang berprofesi sebagai mahasiswa.

Saya sendiri sempat mendapatkan buku komik karya Alm. R.A. Kosasih di tempat ini dengan harga yang sangat terjangkau, bahkan setengah dari harga aslinya yang sekarang sulit ditemui di pasaran.

Pasar buku Cikapundung buka setiap hari dari pukul 10.00 WIB – 17.30 WIB. Jadi buat yang suka mengkoleksi buku-buku dan majalah-majalah lawas, kalian wajib mengunjungi tempat ini. Walaupun tidak selengkap di Palasari atau di Jalan Dewi Sartika, namun tempat ini layak untuk dijadikan referensi ‘surga buku’ di Bandung. Oiya, satu lagi nih, disini kalian juga bisa memesan buku lawas loh, tentunya lewat persetujuan dan kesepakatan dengan salah satu penjual yang mau menyanggupi pesanan kalian. Jadi tunggu apa lagi, selamat menikmati surga buku di Jalan Cikapundung

 

93 . Seluk Beluk Museum Konperensi Asia-Afrika Bandung

Berbicara tentang sejarah seakan tidak ada habisnya. Rasanya ketika mendengar uraian sejarah, kita seperti bisa membayangkan berbagai peristiwa yang terjadi di kota ini. Sejarah seperti mesin waktu, dan begitu pula dengan sejarah mengenai seluk-beluk Museum Konperensi Asia-Afrika (MKAA) berikut, yang disampaikan oleh Mas Desmond, seorang guide senior di museum ini.

MKAA pertama kali diresmikan pada tanggal 24 April 1980 oleh Presiden Soeharto sebagai peringatan 25 tahun Konperensi Asia-Afrika. Tanggal tersebut juga dipilih berdasarkan hari kelahiran Dasasila Bandung. Lokasi dan gedung dari MKAA sendiri digagas oleh Menteri Luar Negeri, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja. Gagasan ini juga berangkat dari banyaknya keinginan tokoh-tokoh negara Asia-Afrika dan negara Gerakan Non-Blok yang ingin menggali kembali nilai-nilai semangat Bandung. Dari situlah ide mengenai pendirian museum ini berasal. Setelah menunjuk Direktur Jendral Protokol dan Konsulat Deplu sebagai Ketua Harian MKAA, akhirnya berdirilah MKAA sebagai hasil dari kerjasama antara Departemen Luar Negeri, Universitas Padjadjaran, Pemerintah Provinsi Jabar, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Sebelum peresmian MKAA, dulunya gedung ini dimiliki oleh pemerintah kolonial Belanda. Pemerintah Belanda sendiri menjadikan gedung ini sebagai salah satu gedung paling mewah di Nusantara dan hanya diijinkan untuk kulit putih saja disebabkan oleh dominasi kulit putih dan kepemilikan kulit putih atas gedung ini. Gedung ini mengalami beberapa renovasi, yakni pada tahun 1921 direnovasi pertama kali oleh dosen pertama Soekarno (ITB) bernama Charles Schumacher yang memberikan sentuhan art deco. Kemudian, renovasi kedua terjadi pada tahun 1940 oleh arsitek Belanda lainnya bernama Albert Frederick Albers yang memperkenalkan gaya melengkung, dan bisa dikatakan sebagai antidot terhadap gaya art deco yang ada sebelumnya.

Sebelum menjadi Gedung Merdeka, dulunya gedung ini bernama Societet De Concordia pada masa kolonial Belanda. Namun, ketika Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, nama gedung berubah menjadi Gedung Yamato di bagian timur sedangkan bagian barat dinamakan Daitua Keikang. Pada tahun 1945, gedung ini menjadi markas tentara Jepang yang tidak ingin menyerahkan kedaulatan kepada tanah jajahan Indonesia. Tahun sebelumnya, yakni 1944, terjadi kebakaran di bagian atap gedung ini yang akhirnya bisa diperbaiki kembali.

Ketika agresi militer Belanda I terjadi di Bandung, gedung kembali beralih nama menjadi Societet De Concordia hingga tahun 1954. Pada tahun 1954, bertepatan dengan pemilu pertama, gedung ini dibeli oleh pemerintah Indonesia melalui Sekretariat Negara hingga saat ini. Hasil pemilu pertama pada tahun 1954 menetapkan gedung ini sebagai Gedung Konstituante di dalam merencanakan Undang-Undang Dasar Sementara untuk menggantikan UUD 1945. Nama Gedung Merdeka sendiri diberikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 7 April 1955. Hm, jika dihitung, gedung ini ternyata telah mengalami pergantian nama sebanyak empat kali!

Dari saat itu hingga kini, MKAA telah berdiri di tengah-tengah kota Bandung selama 58 tahun. MKAA sendiri memiliki program yang mengacu pada visi dan misi baru yang dilaksanakan sejak empat tahun terakhir, diantaranya, menciptakan museum bertaraf internasional, melibatkan partisipasi masyarakat, yang artinya mengajak masyarakat untuk mengembangkan museum itu bersama-sama. Cara ini sendiri dinamakan Konsep Sahabat Museum yang memiliki tujuan edukasi publik. Edukasi publik itu sendiri bertujuan untuk menggali nilai-nilai yang lebih tinggi dari hanya sekedar menikmati lukisan ataupun melihat buku langka.

Selanjutnya, di MKAA ini pun terdapat beberapa klub budaya semacam Klub Heiwa, Klub Budaya Timur Tengah, Klub Bahasa Esperanto, Klub Sampurasun, Citizen Journalist, Diskusi Buku Langka, Diskusi Film, Public Educator, dan masih banyak lagi kegiatan yang dijalankan secara reguler. Seluruh klub ini diminati cukup banyak oleh masyarakat umur 15-35 tahun dengan peran yang berbeda-beda.

Wah, ternyata dibalik MKAA yang selama ini seringkali kita lewati, terdapat banyak sejarah yang tak ternilai harganya. Apalagi ditambah dengan program-programnya yang menarik dan tentunya menambah pengetahun bagi yang tertarik untuk mengikutinya. Semangat terus Museum Konperensi Asia-Afrika Bandun

 

 

92.  Plesiran: Bandung – Sawarna

Jika Anda ingin berpetualang seperti Indiana Jones, mungkin Anda perlu sekali-kali mengunjungi tempat ini. Lokasi plesiran kali ini tidak ramai, mungkin lebih cenderung sepi. Tempatnya juga terpencil, sekitar 7-8 jam perjalanan dari Bandung. Namun, dengan segala kesederhanaan dan keramahan yang ditawarkannya, barangkali membuat Anda rindu ingin kembali kesini. “Nirwana” itu terletak di Desa Sawarna, Kec. Bayah, Kab. Lebak, Banten.

Ketika saya menjejakkan kaki pertama kali disana, nyaris tidak ada tanda-tanda tempat wisata: tidak ada retribusi, tidak ramai oleh pedagang asongan, dan tidak ada hotel-hotel ataupun villa. Yang ada hanya anak-anak kecil yang berlarian, kerbau yang mengembik, serta penggembala itik di padang ilalang yang hijau. Suatu pemandangan yang biasa ditemui di desa.

Menurut seorang pemilik penginapan, Pantai Sawarna memang sering dikunjungi tamu-tamu dari luar kota, terutama dari Bandung dan Jakarta. Selain karena tempatnya yang masih asri dan alami, ombaknya juga besar. Oleh karena itu, menurut ia, banyak turis mancanegara main selancar di sini.

Setelah menyantap makanan kecil dan minuman seadanya, saya pun tidak buang-buang waktu. Saya pergi ke pantai. Lokasi pantai tersebut hanya sekitar 500 meter dari penginapan. Sebelum sampai, saya harus melewati jembatan gantung yang membelah sungai. Sensasi jembatan gantung yang bergoyang-goyang membuat saya merasa seperti Indiana Jones beneran lho, he-he.

Sesampainya di Pantai Sawarna, saya disambut pasir putih yang luas dan deburan ombak yang terdengar gemuruhnya. Suasana begitu sepi. Hanya ada beberapa orang disana yang kemungkinan besar adalah penduduk lokal. Saya merasa memiliki pantai pribadi. Ingatan di kepala pun langsung meluncur pada film Cast Away yang dibintangi Tom Hanks. Di mana ia terdampar sendirian di pantai tak bernama, dengan hanya ditemani matahari dan beberapa batang pohon kelapa. Beruntung saya tidak senaas Tom Hanks dalam film itu. Ha-ha.

Pantai Sawarna memang belum menjadi daerah wisata resmi oleh pemerintah setempat. Oleh karena itu, tidak ada hotel atau villa yang mewah. Jangankan kedua hal itu, restoran saja tidak ada. Kalau ingin membeli makanan atau minuman ringan, tersedia di warung-warung kecil yang dikelola warga lokal. Mengenai makan sehari-hari, itu sudah ditanggung oleh pemilik penginapan. Hal tersebut sudah termasuk biaya sewa penginapan.

Umumnya, tarif menginap selama satu malam di Pantai Sawarna berkisar antara 150-250 ribu Rupiah. Uniknya disini, tarif dihitung per orang. Jadi cocoklah bagi Anda yang ingin berhemat-hemat ria dalam berpetualang.

Selain Pantai Sawarna, Anda juga bisa mengunjungi Tanjung Layar yang terletak sekitar dua kilometer dari pantai. Di sana, Anda bisa melihat dua karang besar (cadas) yang menjulang tinggi diantara laut. Sepertinya, dua cadas tersebut dahulu kala berada di dalam air, sehingga ketika air laut surut seperti sekarang, terlihatlah cadas tersebut. Selain dua cadas itu, disini anda bisa melihat momen ombak besar yang menghantam karang-karang. Oleh karena itu, Tanjung Layar sangat cocok bagi fotografer yang senang mengabadikan momen-momen alam.

Selesai dari Tanjung Layar, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Pantai Legon Pari yang jaraknya sekitar 3-5 kilometer dari Pantai Sawarna. Idealnya, perjalanan ini akan menjadi lebih berkesan jika berjalan kaki. Anda bisa menikmati pemandangan pantai yang dihuni karang-karang dan hewan-hewan laut kecil. Namun, jika lelah berjalan kaki, tukang ojek pun sudah siap sedia menawarkan jasanya disana.

Pantai Legon Pari jauh lebih sepi dibanding Pantai Sawarna. Arealnya pun tidak begitu luas. Namun, di pantai ini pasirnya terlihat lebih putih dan airnya lebih jernih. Jika Anda sempat melongok ke dalam air, akan terlihat karang-karang yang tersusun rapi beserta ikan-ikan kecil yang berlarian diantaranya. Menurut informasi, nelayan-nelayan di desa ini mulai melaut dari Pantai Legon Pari. Pantai Sawarna hanya menjadi tempat lelang ikan karena lokasinya lebih dekat dengan keramaian.

Selain pantai, ternyata di desa ini terdapat Gua Lalai dan beberapa gua kecil lainnya. Untuk menjelajahi gua ini atau caving, Anda perlu menyiapkan beberapa peralatan standar, seperti helm, senter, pelampung, dll. Jika Anda tidak memilikinya, pemandu setempat pun bersedia meminjamkannya dengan harga yang relatif terjangkau. Rasakan sendiri sensasi masuk Gua Lalai yang penuh dengan kelelawar tersebut (Lalai berarti kelelawar dalam bahasa Sunda). Bagi Anda yang belum terbiasa caving, mungkin akan sedikit menakutkan. Namun semuanya tetap aman kok. Kelelawar yang ada di sana termasuk kelelawar pemakan buah.

Desa Sawarna memang menawarkan sesuatu yang lain. Entah karena desa tersebut masih belum terjamah oleh pihak-pihak luar, atau karena penduduknya ramah-ramah. Yang jelas, berbagai keindahan alam yang ada di desa tersebut membuat siapapun ingin kembali ke sana.

Jika Anda berangkat dari Bandung, rute yang bisa ditempuh antara lain melalui Sukabumi melintasi Pelabuhan Ratu. Dari sana, Anda tinggal mengikuti jalan raya Cikotok-Bayah hingga sampai di Kec. Bayah, Banten. Desa Sawarna pun terletak sekitar 15 kilometer dari kantor Kecamatan Bayah

 

91.  Wisata Bandung : Memandang Bintang di Observatorium Bosscha Bandung

Jika Anda berlibur ke Bandung dan mengunjungi daerah Lembang, ada baiknya Anda dan keluarga tidak melewatkan untuk mengunjungi Observatorium Bosscha. Pada edisi ini, bandungreview akan mengajak Anda melihat bagaimana keindahan ruang angkasa.

hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menuju Observatorium Bosscha ini dari pusat kota Bandung. Tempat ini meski sudah berusia 87 tahun namun masih terlihat kokoh. Lewat teropong yang berada di dalam gedung itu, anda pasti terpana dan kagum dapat menyaksikan langsung pesona benda-benda angkasa.

Dibangun di lahan seluas enam hektare, Bosscha memang dirancang secara khusus oleh arsitek asal Belanda, KCPW Schoemaker yang juga merupakan mantan dosen Bung Karno ketika mengenyam pendidikan di Insitut Teknologi Bandung (ITB).

Tinggi bangunan mencapai 15 meter dengan titik tengah 11 meter, sedangkan untuk kubahnya yang dinamakan Zeis beratnya 56 ton dengan diameter 14,5 meter. Atap kubah sendiri dapat bergerak dengan daya listrik berkekuatan 1500 watt. Sangking kokohnya, bangunan Observatorium Bosscha, diperkirakan dapat bertahan dari guncangan gempa yang berkekuatan hingga tujuh skala Richter.

Menelusuri ke dalam bangunan, Anda dapat melihat teleskop Zeiss yang sudah mulai dioperasikan sejak 1928 dan hingga sekarang masih berfungsi dengan baik. Memiliki panjang 11 sentimeter, diameter 60 sentimeter dan berat 17 ton, awalnya teleskop ini digunakan untuk melakukan penelitian bintang ganda.

Walau teleskop Zeiss merupakan maskot di Bosscha, sebenarnya masih banyak teleskop yang terdapat di dalamnya, antara lain, Unitron, Goto, Bamberg. Kesemua teleskop dapat digunakan untuk menyaksikan bulan hingga matahari.

Bagi anak-anak, selain dapat melihat benda langit, di Bosscha juga dapat meningkatkan kualitas intelektual dan menimbulkan daya imajinasi yang tinggi.

Tertarik datang mengunjungi Bosscha? Silahkan lakukan pendaftaran minimal sebulan sebelumnya, bisa melalui telepon maupun surat. Anda dapat memilih sendiri jam berkunjung, siang atau malam.

Untuk siang hari, Anda dapat memilih dari Selasa hingga Sabtu, pada pukul 09.00, 12.00, dan 15.00 WIB dengan biayanya Rp. 5.000,- per orang. Sedangkan untuk malam hari, hanya dapat dilakukan dari April hingga Oktober dengan biaya Rp. 10.000,- Waktu kunjungannya akan dimulai pukul 17.00 sampai 20.00 WIB.

 

90. Wisata Bandung : Cuci Mata Berbunga di Cihideung

Ada pemandangan lain manakala kita tiba di daerah Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung. Lembah-lembah di celah perbukitan tempat kerumunan pepohonan tropis, kini bertambah fungsinya menjadi area pembibitan tanaman hias,industri tanaman hias dan outlet-nya memegang peranan penting dalam menciptakan pesona kawasan ini.

Industri wisata, taman dan tanaman hias Cihideung, lokasinya sekira 4,7 km dari tikungan jalan Setiabudi-Sersan Bajuri tadi dengan ketinggian sekira 1.100 meter di atas permukaan laut.

Cihideung merupakan surga bagi para penyuka dan pemburu tanaman hias. Semenjak warga desa ini mulai membudidayakan tanaman hias dan bunga potong, nama desa ini menjadi sangat terkenal. Tahun 1990-an merukapan awal dari daerah ini menjadi  wisata bunga. Beragam aneka jenis tanaman dijual. Dapat dipastikan setiap week end kawasan ini selalu dipadati oleh para pelancong baik dari kota Bandung maupun luar kota Bandung.

Selain sebagai tempat berburu tanaman hias, daerah Cihideung juga dianggap sebagai produsen bunga hias bagi beberapa showroom tanaman hias terutama di pusat kota. Sebagaimana kita ketahui, Bandung memiliki kawasan jual tanaman hias di Taman Cibeunying (dekat Cilaki-Cisangkuy). Di Tegallega, Sarijadi, Ujungberung, Jalan Soekarno Hatta-Buahbatu, Kiaracondong, Kopo, dan banyak lagi. Sementara untuk pasar bunga potong, beberapa tempat seperti di Jalan Wastukencana, Astanaanyar, Jalan Pandu dan pasar kembang tikungan Jalan Palasari Bandung, sudah banyak dikenal.

Semarak warna mempercantik pagi di kecamatan Parongpong, Desa Cihideung. Aroma bunga dan dedaunan serta rumput menelusup ke urat darah dan pernapasan, segar lahir dan batin. Banyak wisatawan memilih bermalam di salah satu vila atau penginapan di kawasan Bandung Utara. Bagi mereka adalah kesempatan emas penuh kesan, jika diisi dengan jalan kaki menyusuri Jalan Sersan Bajuri.

Akses jalan menuju Ciwaruga merupakan jalan tembus ke arah Jalan Gegerkalong Hilir, Bandung. Lalu jika berbelok menuju Jalan Kolonel Masturi, kita dapat mencapai Kota Cimahi. Sementara di Jalan Sersan Bajuri yang tembus ke arah jalan Setiabudi, juga terdapat akses Jalan tembus ke Lembang. Hanya harus diingat, untuk berjalan-jalan ke kawasan ini, sebaiknya dihindari menggunakan mobil ukuran maksi seperti bus dan mikrolet karena jalannya memiliki kelebaran pas-pasan dan sulitnya lahan parkir.

Maka untuk cuci mata di kawasan Wisata Bunga Cihideung, lebih nyaman jika berjalan kaki di pagi hari dan memarkir kendaraan di penginapan. Atau jika kurang kuat berjalan kaki, gunakan mobil yang tak terlalu lebar dan kondisi fit untuk menanjak dan melewati jalan macet.

 

89. Wisata Bandung : Villa Isola si Warisan Arsitektur Bandung

Pada awal abad ke-20 kota ini pernah menjadi laboratorium arsitektur para arsitek di Hindia Belanda. Kontribusi mereka berupa karya arsitektur dengan langgam masing-masing turut membentuk citra Kota Bandung.

Salah satu karya arsitektur yang membentuk citra Kota Bandung adalah Villa Isola yang yang didesain CP Wolff Schoemaker. Bangunan yang didirikan tahun 1933 ini merupakan pembangkit memori sebagian besar masyarakat akan Kota Bandung. Setiap melihat gambar Villa Isola, ingatan masyarakat tertuju pada Kota Bandung. Peran suatu karya arsitektur dalam membangkitkan kenangan orang banyak akan suatu tempat merupakan salah satu aspek dalam penilaian makna kultural yang dimiliki bangunan tersebut. Aspek lain adalah sejarah, estetika, dan ilmu pengetahuan.

Suatu karya arsitektur yang baik tidak hanya memiliki makna kultural yang mampu membangkitkan kenangan orang banyak terhadap suatu tempat, tetapi juga mampu meninggalkan kenangan dan kesan mendalam pada orang banyak terhadap karya itu sendiri. Bila hal ini terjadi, maka karya tersebut dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.

Pada Villa Isola, pembangkit kenangan yang utama adalah bentuknya yang tidak lazim jika dibandingkan dengan bangunan lain dengan fungsi sama (rumah tinggal). Hal ini terlihat jelas saat melintasi Jalan Setiabudi yang menghubungkan Kota Bandung dengan Lembang. Lebih dekat dengan bangunan yang kini berfungsi sebagai kantor rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini, akan terasa adanya pengolahan tapak (lahan) yang sesuai dengan bentuk bangunan. Kedua unsur tersebut, bangunan dan lahan, membentuk kesatuan. Hal-hal di ataslah yang menjadi alasan mengapa bangunan ini dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.

Villa Isola terletak di antara dua taman yang memiliki ketinggian berbeda. Taman di bagian selatan lebih rendah daripada taman di bagian utara. Taman di utara didesain dengan menghadirkan nuansa Eropa di dalamnya. Hal ini diperkuat dengan kolam berbentuk persegi dengan patung marmer di tengahnya. Pada taman ini terdapat jalur yang merupakan as yang membagi taman menjadi dua bagian simetris. Mendekati bagian utara bangunan, akan terlihat tangga berbentuk setengah lingkaran yang titik pusatnya berada pada bangunan.

Hal serupa juga diterapkan pada taman bagian selatan. Pengolahan bentuk anak tangga setengah lingkaran berpusat pada bangunan Villa Isola. Kedua taman yang memiliki perbedaan ketinggian dihubungkan dengan dua tangga melingkar pada sisi barat dan timur bangunan. Pengolahan taman dengan menggunakan bentuk melingkar yang berpusat pada bangunan yang juga memiliki bentuk melingkar, menjadikan bangunan menyatu dengan lahan di sekitarnya

 

88. Eksotisme Kawah Putih Bandung

Kawah Putih terletak di daerah Selatan Kota Bandung, berjarak 46 km atau 2,5 jam dari Kota Bandung sampai pintu gerbang menuju lokasi kawah.Dari pintu masuk hingga ke kawah jaraknya sekitar 5 km atau bisa ditempuh sekitar 20 menit. Melalui jalan beraspal yang berkelok-kelok dengan pemandangan hutan alam dengan aneka ragam species tanaman. Kawah putih terletak di sebuah gunung yang bernama Gunung Patuha.

Sebelum kita sampai di objek wisata Kawah Putih, terlebih dahulu  kita akan disuguhi pemandangan yang menarik  seperti rel kereta tua, sawah yang menguning, kebun teh yang hijau dan luas dan hutan pinus. Searah dengan jalur Kawah Putih anda bisa meneruskan perjalanan ke Situ Patengan atau berkemah ke Ranca Upas, yang juga merupakan tempat penangkaran rusa, atau berenang di kolam renang air panas Ciwalini.

Pada awalnya keberadaan kawah ini oleh masyarakat dianggap angker. Namun berkat seorang ilmuwan Belanda pada tahun 1837 yaitu Dr. Franz Wilhelm Junghun yang juga seorang pengusaha perkebunan Belanda melakukan penelitian dan menemukan bahwa keangkeran tersebut  tidak lain disebabkan oleh adanya semburan lava belerang yang berbau sangat menyengat.Namun saat ditemukannya fakta tersebut masyarakat belum tertarik menjadikan tempat ini sebagai objek wisata. Baru setelah PT Perhutani mengembangkan tahun 1987, kawasan kawah putih dijadikan sebuah objek wisata di Jawa Barat. Air kawah di gunung ini selain warna airnya yang terang dan juga selalu berubah2. Inilah yang pada akhirnya menjadi daya tarik tersendiri. permukaan kawah umumnya berbatu dan berpasir warna putih, sehingga kawah ini kemudian dikenal sebagai kawah putih.

Keindahan danau Kawah Putih, memang sangat mempesona dan menakjubkan.  Ditambah lagi suhunya yang sejuk sepanjang hari (bersuhu sekitar 8-22 derajat celcius). Mungkin karena kawah ini terletak di gunung yang memiliki ketinggian sekitar 2.434m di atas permukaan laut. Bahkan, jika sudah mengetahui keajaiban alamnya, tak diragukan lagi akan mengatakan tak ada kawah yang seindah Kawah Putih.

Pastinya, Kawah Putih wajib Anda kunjungi bila berwisata ke Bandung, menjadikan perjalanan Anda eksotis dan tak terlupakan!

 

 

87 .  Wisata Rajut Binong Jati Bandung

Penyuka pakaian berbahan rajut tentunya akan hafal menyebutkan salah satu tempat produksi pakaian rajutan besar di kota Bandung. Adalah Sentra Rajutan Binong Jati yang sudah terkenal memproduksi aneka ragam jenis pakaian berbahan dasar kain rajutan.  Geliat usaha di Sentra Rajut Binong Jati yang dari waktu ke waktu semakin menunjukkan kemajuan aktifitasnya secara tidak disadari telah menjadi tujuan wisata belanja oleh masyarakat kota Bandung dan juga masyarakat luar kota Bandung.

Bagi Anda yang penasaran dengan tempat ini, cukup mudah akses menuju lokasi tersebut.  Kita bisa  melalui Jl Kiaracondong dan Jl Gatot Subroto. Anda tinggal memicingkan mata melihat gapura besar bertuliskan “SENTRA RAJUTAN BINONG JATI”. Sekitar 400 unit usaha berada di tempat ini, dari mulai usaha utama yaitu rajutan sampai usaha penunjang seperti penjual benang rajut atau toko-toko pakaian rajut. Sentra Rajutan Binong Jati ini ternyata mampu menyerap 8 ribu tenaga kerja, baik itu dari penduduk kota Bandung sendiri maupun dari kota-kota lain seperti Garut, Tasik, Sumedang, dan kota lainnya.

Beberapa orang penduduk Binong Jati mengawali sentra rajut ini di tahun 1965. Mereka dititipkan mesin rajut oleh pengusaha Tionghoa yang me-makloon-kan produk-produk rajut pada mereka. Sekitar tahun 67-an, sentra rajut ini mulai ramai.

Pesanan dari berbagai daerah di luar Bandung berdatangan. Banyak penduduk yang turut beralih profesi menjadi pengusaha rajut. Akan tetapi, perkembangannya tidak terus menerus mengalami kenaikan. Tidaklah sampai tahun 2004 (disaat harga bahan baku tidak lagi mahal), usaha ini mulai menggeliat kembali.

Pada saat ini, 4 ribu lusin produk bisa dihasilkan setiap harinya dari mulai blus, jaket, sweater, kardigan yang sedang tren sampai produk terbaru yaitu kerudung. Dengan kuantitas produksi yang sedemikian banyak, omzet yang bisa dihasilkan pun bisa mencapai Rp 700 juta – Rp 1 miliar per harinya.

Nah, jika anda ingin membeli baju dari bahan rajutan yang murah meriah sekaligus melihat proses pembuatannya, tak ada salahnya jika anda ke Bandung menyempatkan diri mampir ke Sentra Rajutan Binong Jati. Kapan lagi kita bisa menjadi bagian dari sebuah perjalanan sejarah sambil menyempatkan diri untuk berbelanja

 

86.  Museum Sri Baduga Bandung si Mesin Waktu

Merayakan tahun 2010 sebagai Tahun Kunjungan Museum, Bandung advertiser  turut menampilkan beberapa museum terkemuka di Bandung. Kini yang menjadi perhatian adalah Museum Sri Baduga, yang juga merupakan museum utama di Jawa Barat.

Terletak di Jalan BKR 185, museum ini diresmikan pada tahun 1980, meskipun pembangunannya telah dilakukan sejak tahun 1974. Arsitekturnya terinspirasi dari bangunan rumah adat Jawa Barat, yang diberi sentuhan modern. Awalnya, museum ini bernama Museum Negeri Propinsi Jawa Barat, namun sejak tahun 1990, diberi tambahan nama Sri Baduga yang kemudian menjadi nama populer bagi museum ini. Sri Baduga adalah nama seorang raja dari kerajaan Pajajaran, yang merupakan penguasa ranah Pasundan pada zaman dahulu kala.

Museum Sri Baduga memiliki lebih dari 6000 koleksi, yang terbagi dalam 10 kelompok. Koleksi-koleksi ini dipamerkan pada tiga lantai berbeda, dimana setiap lantainya menampilkan sejarah alam dan budaya dari Jawa Barat. Koleksi-koleksi tersebut adalah :
1. Koleksi geologika, menampilkan batuan, mineral, dan produk alam lainnya.
2. Koleksi biologika, menampilkan fosil-fosil makhluk hidup, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.
3. Koleksi etnografika, menampilkan produk budaya zaman purba, sebagai bagian dari antropologi.
4. Koleksi arkeologika, menampilkan produk peradaban kuno.
5. Koleksi sejarah, menampilkan obyek penelitian sejarah atau benda-benda yang memang bersejarah.
6. Koleksi numismatika dan heraldika, menampilkan mata uang, cap, stempel, tanda jasa, lambing, dan tanda pangkat resmi.
7. Koleksi filologika, menampilkan naskah-naskah kuno.
8. Koleksi keramikologika, menampilkan tembikar dan keramik kuno.
9. Koleksi seni rupa, menampilkan karya seni dua dan tiga dimensi yang merupakan hasil pengalaman artistik.
10.Koleksi teknologika, menampilkan penemuan-penemuan teknologi, baik tradisional maupun modern.

Museum Sri Baduga dibuka pada jam 08.00 sampai 15.00 pada hari Senin sampai Jumat dan jam 08.00 sampai jam 14.00 pada hari Sabtu dan Minggu. Anda juga dapat membawa kelompok atau rombongan untuk mengunjunginya.

Kita mulai berpetualang ala Indiana Jones, sambil mengintip Bandung dan Jawa Barat tempo dulu, hanya di Museum Sri Baduga

 

85.  Tempat Rekreasi Anak di Bandung

Saat liburan telah tiba, mencari tujuan wisata yang cocok bagi anak-anak, bisa anak, adik, atau keponakan kita, seringkali menjadi kesulitan tersendiri. Bandung memiliki tempat wisata yang bervariasi. Selain kebun binatang, kita dapat membawa si Kecil berlibur ke Bandung untuk mengunjungi tempat-tempat berikut :

1. Museum
Tahun 2010 adalah tahun kunjungan museum Indonesia, jadi tak ada salahnya mengajak si kecil menjadi Indiana Jones dengan menjelajah museum sambil menambah pengetahuannya. Di Bandung tersedia beberapa macam museum seperti Museum Geologi, Museum Asia-Afrika, Museum Sri Baduga, dan Museum Pos.

2. Taman lalu lintas
Seperti di taman lalu lintas Ade Irma Suryani, anak-anak dapat bermain sepeda dan mobil-mobilan sambil belajar mengenal peraturan lalu lintas. Dengan trek yang dibuat mirip jalan raya aslinya, menjadi sarana belajar sambil bermain yang menyenangkan untuk si Kecil.

3. Wisata agro
Bertani dan bercocok tanam menjadi kegiatan yang langka bagi anak-anak perkotaan masa kini. Dengan wisata agro, anak-anak dapat merasakan pengalaman bertani atau berkebun sayuran dan buah-buahan, melalui cara yang mengasyikkan. Wisata agro banyak terletak di kawasan Lembang, Bandung Utara dan Ciwidey, Bandung Selatan yang diliputi oleh udara segar dan suasana sejuk.

4. Berkuda
Menunggangi kuda yang gagah dan berkeliling menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka sekaligus memperkenalkan kecintaan mereka terhadap hewan. Wisata berkuda ini dapat ditemui di daerah Cisangkuy (dekat Gedung Sate), Gelapnyawang (dekat Institut Teknologi Bandung), atau dengan mengunjungi ranch di daerah Lembang.

5. Taman bermain indoor
Mereka yang khawatir akan panas dan hujan, taman hiburan dalam ruangan dapat menjadi pilihan rekreasi. Salah satunya ada di Bandung SuperMal (BSM), sebuah mal di Jl. Gatot Subroto, dimana berbagai permainan ketangkasan dan roller coaster tersedia di sini, dengan sarana belanja dan kuliner yang tak kalah lengkap.

6. Observatorium
Terletak di Lembang, salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia ini menyajikan lima teleskop besar untuk mempelajari benda-benda angkasa. Menarik untuk membangkitkan minat ilmiah anak, khususnya dalam bidang astronomi.

Ternyata, tak sulit bukan merancang liburan anak-anak? Jangan lupa, sertakan Bandung Review dalam merencanakan liburan Anda demi liburan yang sukses. Selamat berlibur di Bandung

 

84.  Museum Pos Indonesia Bandung

Keberadaan Museum Pos Indonesia yang berlokasi tidak jauh dari Gedung Sate, tidak terlepas dari perjalanan sejarah Perusahaan Pos di Indonesia. Museum ini hadir sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1933 dengan nama Museum PTT (Pos Telegrap dan Telepon) dan menempati bagian sayap kanan bawah gedung kantor PTT . Bangunan museum ini dibangun pada tanggal 27 Juli 1920 dengan luas bangunan 706 m2 dan dirancang oleh arsitek Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst dengan gaya arsitektur Italia masa Renaissance sebagai sebuah tempat yang mengoleksi perangko-perangko dari berbagai negara.

Meletusnya Perang Dunia II pada akhir tahun 1941, pendudukan Jepang, dan pergerakan revolusi menyebabkan Museum PTT tidak terperhatikan; bahkan keberadaannya pun nyaris terlupakan. Untuk dapat menjalankan fungsinya kembali sebagaimana layaknya sebuah museum, pada tahun 1980 Direksi Perum Pos dan Giro membentuk suatu kepanitiaan untuk menghidupkan kembali keberadaan Museum PTT. Maka, bertepatan dengan hari bakti Postel ke-38, pada tanggal 27 September 1983, Museum ini dibuka secara resmi oleh menteri Pariwisata dan Telekomunikasi, Achmad Tahir dan diberi nama Museum Pos dan Giro.

Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Perum Pos dan Giro, Museum Pos dan Giro mengoleksi sejumlah benda yang memiliki nilai sejarah dalam perjalanan Perusahaan Pos Indonesia sejak masa Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, masa kemerdekaan, hingga sekarang ini, baik dalam bentuk foto, maket, lukisan, katalog, dan peralatan pos lainnya. Sejalan dengan perjalanan dan perkembangan perusahaan pos, terhitung tanggal 20 Juni 1995 nama dan status perusahaan berubah dari Perusahaan Umum Pos dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia (persero), maka nama Museum Pos dan Giro pun berubah menjadi Museum Pos Indonesia. Peran dan fungsi yang dijalankan oleh Museum Pos Indonesia selanjutnya adalah disamping sebagai tempat koleksi, juga mencakup fungsi sarana penelitian, pendidikan, dokumentasi, layanan informasi, serta sebagai objek wisata khusus.

Museum Pos Indonesia yang beralamat di Jalan Cilaki No 73 ini, dibuka untuk umum secara gratis setiap harinya mulai pukul 09.00–16.00 WIB kecuali hari libur nasional. Sebelum mencapai pintu masuk museum, terdapat sebuah patung berukuran setengah badan, yaitu patung Bapak PTT. RI Almarhum Mas Soeharto yang dibuat pada tahun 1983 oleh seniman kondang Ad. Pirous.

 

83. Cimahi Dulu dan Sekarang

Kota Cimahi adalah kota yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung. Dengan semakin berkembanganya Bandung sebagai kota turis, maka mau tidak mau Cimahi pun akan terkena imbasnya. Di dalam artikel ini, BRDC akan membahas sekelumit mengenai Kota Cimahi dan nuansa-nuansa yang ada di dalamnya.

Kota Militer Indonesia
Memasuki kawasan kota Cimahi, ada ciri khusus yang mengingatkan kita kepada perjuangan rakyat Indonesia semasa memperjuangkan kemerdekaan dari para penjajah. Betapa tidak, di wilayah ini kita dapat dengan mudah menemukan berbagai fasilitas militer, mulai dari pusat pendidikan, rumah sakit, hingga pusat kesenjataan. Banyaknya beragam fasilitas militer yang berdiri di kota Cimahi ini muncul pada tahun 1880, ketika pemerintah kolonial Hindia Belanda gagal mempertahankan ibu kota Negara (Batavia) dari serangan Inggris. Saat itu, muncul sebuah gagasan bahwa ibu kota harus dipindah kepada tempat yang lebih aman. Pemilihan jatuh kepada Kota Bandung sebagai ibu kota. Alasan pemilihan tempat ini adalah selain lokasinya di daerah pegunungan dengan udara sejuk, juga tingkat pertahanannya pun akan lebih kuat. Sebagai penunjang, maka dibangunlah beragam pusat militer di kota yang bertetangga langsung dengan Bandung, yaitu Cimahi. Kota ini pun diyakini sangat strategis sebab dilalui oleh jaur anyer – panarukan.

Kota Cimahi dengan luas empat ribu hektar lebih, 9,14% nya digunakan sebagai tempat instansi militer. Tidak kurang dari tujuh pusat pendidikan militer ada di Kota Cimahi, antara lain: Artileri Medan (Pusdikarmed), Pusat Pendidikan Perhubungan (Pusdikhub), Pusat Pendidikan Peralatan (Pusdikpal), Pusat Pendidikan Perbekalan dan Angkutan (Pusdikbekang), Pusat Pendidikan Jasmani Militer (Pusdikjas), Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) dan Pusdikgumil dan TIH dan Pangmilum.

Cyber City Centre
Tanpa merubah nuansa militernya, semenjak 2 tahun yang lalu, Cimahi memproklamirkan tujuan mereka untuk menjadi Kota Pusat Cyber di Indonesia. Keputusan ini diambil untuk mendukung Kota Bandung yang sudah memproklamirkan dirinya sebelumnya sebagai kota kreatif Indonesia. Sebuah gedung bertingkat dibangun di wilayah Baros, Cimahi untuk mengakomodir tujuan tersebut. Nantinya diharapkan, Kota Cimahi akan menjadi pusat animasi dan pusat perakitan perangkat keras komputer di Indonesia. Dengan dukungan dari universitas-universitas dan sekolah-sekolah vokasional yang ada di Cimahi, pemerintah setempat yakin bahwa dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, sebuah produk unggulan akan tercipta dari Kota Cimahi

 

82 . Alun-alun Bandung Dahulu dan Sekarang

Bagi Anda yang lahir dan besar di Bandung, masihkah ingat keadaan alun-alun Kota Bandung pada era 80-an dan 90-an?  Ketika itu di Kota Kembang, belum banyak berdiri tempat rekreasi dan pusat perbelanjaan untuk dikunjungi warga Bandung di akhir pekan atau hari libur. Dahulu, Alun-alun Kota Bandung selalu menjadi tujuan utama para warga Bandung untuk menikmati akhir pekan bersama teman, keluarga, atau pasangan. Tanaman-tanaman hijau masih memenuhi setiap sudut alun-alun, membuat udara terasa begitu segar. Satu daya tarik lainnya adalah air mancur, yang meskipun berukuran tidak terlalu besar, seringkali menjadi alasan pengunjung untuk datang ke alun-alun. Banyak pengunjung yang tak lupa mengabadikan jalan-jalan mereka ke alun-alun ini dengan kamera, baik milik pribadi maupun dengan memanfaatkan para tukang foto polaroid keliling, yang tersebar di sekeliling lokasi.

Kini alun-alun Bandung telah berganti rupa. Setelah selesai direnovasi sekitar awal 2006, alun-alun kini terlihat lebih modern.  Lampu-lampu taman tertata apik dan lebih banyaknya bangku-bangku yang disediakan, menjadikan alun-alun tampak lebih luas dan indah. Taman buatan yang dibangun di atas lahan parkir menarik perhatian banyak pengunjung. Air mancur andalan pun pun tak luput dari renovasi ini. Sekarang terdapat beberapa jenis air mancur di sana, ada air mancur yang dapat menyembur ke segala arah dan ada pula air terjun berukuran mini. Hal baru yang cukup mencolok adalah dua menara kembar yang menjulang tinggi, dimana Anda dapat menaiki menara-menara ini dan melihat Alun-alun dan pemandangan Kota Bandung dari ketinggian 86 meter.

Satu pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Bandung adalah para pedagang kaki lima yang memenuhi kawasan ini. Kerumunan pedagang kaki lima ini di satu sisi mengganggu kenyamanan dan ketertiban suasana di Alun-alun Bandung, seperti membuat tanaman mati dan suasana menjadi gersang, serta pemandangan yang terlihat berantakan. Akan tetapi, di sisi banyak pengunjung yang justru mendukung karena dapat berbelanja berbagai barang dengan mudah. Namun, kini Pemerintah Kota Bandung akan menerapkan solusi terhadap para pedagang kaki lima ini, dengan merelokasikan mereka ke basement Masjid Raya Bandung.

Dengan demikian, Alun-alun Bandung tetap terjaga kebersihan, kenyamanan, dan ketertibannya, serta menjadi magnet bagi para pengunjung. Alun-alun dahulu maupun sekarang, tetap dicintai warga Bandung

 

81 . Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung

Melanjutkan ulasan Bandung Review tentang museum-museum di Bandung, kali ini adalah giliran Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Museum yang menyimpan sejarah perjuangan rakyat Jawa Barat ini akan mengalihkan pandangan Anda ketika melewati Jl. Lembong, dengan adanya meriam dan panser yang menghiasi halamannya. Bangunan kuno museum juga menarik perhatian, dimana bangunan yang dibangun pada tahun 1910-1915 ini, memiliki gaya romantisme yang unik. Dahulu, museum ini digunakan untuk tempat tinggal para perwira Belanda yang sedang menduduki Indonesia pada awal abad ke-20. Nama “Mandala Wangsit” sendiri berarti tempat menyimpan amanat untuk generasi mendatang dengan barang-barang yang ditinggalkan, sangat sesuai dengan fungsi museum ini. Sedangkan “Siliwangi” berasal dari nama seorang pendiri kerajaan Pajajaran (kerajaan terkemuka di Jawa Barat) yang bijaksana.

Memasuki museum ini, Anda akan merasakan aura perjuangan yang kental. Pertama, di dekat pintu masuk Anda akan disambut oleh para perwira untuk mengisi buku tamu, lalu Anda akan dipersilahkan masuk ke dalam museum. Museum ini didesain memiliki sedikit sekali jendela dan hanya dilengkapi penerangan lampu kuning, sehingga suasana zaman dahulu begitu terasa. Di ruang pertama, Anda akan menemui beduk dan pentungan, yang dulu berfungsi untuk memperingatkan warga jika ada pengumuman penting. Lalu, ada juga seragam asli para tentara Indonesia yang dulu ikut berperang melawan penjajah lengkap dengan segala peralatannya, seperti seperti sepatu bot, botol minum, bahkan  helm yang memiliki lubang dari bekas tembakan pada masa perang dahulu kala.

Selanjutnya, Anda akan disuguhi diorama-diorama yang menceritakan bagaimana peristiwa penyerangan pada masa perang dahulu, lengkap dengan senjata-senjata yang dipakai pada masa itu. Puluhan senjata bernilai sejarah tinggi, dipamerkan dalam museum ini. Selain koleksi-koleksi perlengkapan militer, museum ini juga memamerkan teks lagu-lagu nasional. Dua hal yang juga cukup menyita perhatian dari museum ini adalah koleksi macan yang diawetkan sebagai simbol dari pasukan Siliwangi dan sebuah mobil ambulans kuno. Keduanya menjadi obyek yang sering dianggap misterius dan menambah daya tarik tersendiri bagi Museum Mandala Wangsit Siliwangi.

Keluar dari museum ini, niscaya Anda akan semakin memahami dan menghormati jasa para pejuang kemerdekaan negara Indonesia. Pengorbanan yang mereka berikan tidaklah sia-sia dan patut kita hargai sepanjang masa.

 

80 .  Bertandang ke Rumah Si Penghasil Susu di Lembang Bandung

Lembang, sebuah kawasan di Bandung Utara, adalah salah satu tempat wisata favorit di Bandung. Selain indahnya panorama alam dan sejuknya udara pengunungan. salah satu yang dicari para wisatawan saat datang ke Lembang adalah menikmati susu sapi murni yang segar dan lezat. Tak hanya cara minum susu, di Lembang, Anda juga dapat mampir ke rumah para penghasil susu murni ini.

Datanglah ke Balai Pembibitan dan Pengembangan Ternak (BPPT), di Cikole, Lembang. Tempat yang berdiri sejak tahun 1952 ini, awalnya bernama Taman Ternak, dan merupakan tempat pengembangan beberapa hewan ternak, seperti domba, ayam pelung, dan sapi. Namun, sejak tahun 2002, namanya berubah menjadi BPPT dan hanya sapi perah yang ada di sini.

Tempat penangkaran sapi terletak di belakang kantor BPPT. Anda dapat melihat bagaimana makanan mereka disiapkan atau bisa juga turut mencoba memberikan makanan kepada mereka. Menu utama sapi-sapi ini adalah rumput Taiwan yang digiling dan diletakkan dalam wadah yang disebut korang. Percaya atau tidak, setiap hari sapi-sapi ini menghabiskan setidaknya 6 ton rumput. Itupun masih ditambah dengan ampas dan makanan racikan untuk melengkapi gizi mereka, mirip semboyan 4 sehat 5 sempurna.

Tak hanya urusan perut, sapi-sapi ini juga perlu tampil bersih dan cemerlang. Bila Anda datang sekitar pukul 07.00, Anda dapat melihat ritual mandi pagi para sapi ini. Setelah bersih dan kenyang, barulah pada sore hari (sekitar pukul 15.00), sapi-sapi ini diperah susunya dengan alat khusus. Selesai diperah, sapi-sapi ini  kembali diberi makan untuk mengembalikan kondisi mereka.

Susu sapi murni juga dapat segera Anda nikmati di kantor BPPT, dimana mereka juga menjualnya secara eceran, selain mendistribusikannya kepada agen-agen dan para pedagang.  Meneguk susu sapi segar di tengah udara pegunungan yang sejuk, benar-benar tiada tara rasanya.

Menarik sekali bertamu ke rumah si penghasil susu segar ini, namun jangan berisik ketika mengunjungi mereka. Sapi-sapi ini tidak menyukai suasana gaduh yang dapat membuat mereka stres, jadi tentunya Anda tidak mau menjadi tamu yang mengganggu bukan ?

 

 

79 .  Kembali ke Asal ke Titik Nol Bandung

Masing-masing kota pasti memiliki titik nol dengan semua cerita menarik di baliknya. Di Bandung, titik nol nya terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Asia Afrika, di depan sebuah Hotel bergaya Art Deco, Savoy Homann Bidakara, hotel yang pernah disinggahi Ir. Soekarno dan Komedian Dunia Charlie Chaplin. Tugu setinggi kurang lebih 1 meter ini, banyak menyimpan sejarah panjang pembangunan kota Bandung, karena Titik Nol ini masih dianggap sebagai titik pusat pembangunan Bandung.

Ada sedikit cerita dibalik Titik Nol Bandung ini.  Dahulu ketika Belanda masih menguasai sebagian besar wilayah Indonesia, Gubernur Jenderal Belanda, Mr. Herman Willem Daendels memerintahkan untuk membangun jalan raya sepanjang 1000 km, termasuk Jalan Raya Pos di Bandung yang sekarang berubah nama menjadi Jl. Asia Afrika. Ketika mengunjungi Bandung, Daendels dan Bupati Bandung, Wiranatakusumah II; meresmikan Jembatan Cikapundung, lalu Daendels berbicara dalam bahasa Belanda, “Usahakanlah, jika saya kembali, di sini telah dibangun sebuah kota”. Sabda Daendels ini konon diucapkan sembari menancapkan tongkat di sebuah titik, yang akhirnya disebut sebagai Titik Nol Bandung tersebut. Dari sini pun, berkembang anggapan bahwa Titik Nol adalah titik balik pembangunan Bandung.

Tidak hanya Tugu Titik 0 saja yang bisa dikunjungi di Jalan Asia Afrika ini, wilayah yang dulunya ini bernama De Grote Postweg dikelilingi oleh bangunan-bangunan mewah sekaligus bersejarah bergaya Art Deco, seperti Gedung Merdeka atau Museum Asia Afrika, tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955. Kemudian ada The Majestic Braga, dulunya bernama Pusat Budaya Asia Afrika yang digunakan untuk gedung bioskop para pembesar zaman Belanda. Di dekat tugu ini pula, terletak kepala lokomotif asli dari tahun 1900 dan masih kokoh dipajang sebagai salah satu ciri bangunan kuno khas Bandung.

Jadi kalau Anda ke Kota Kembang, sempatkan untuk bernapak tilas sejarah Bandung di Titik Nol dan bangunan-bangunan bersejarah di sekitarnya. Seakan menelusuri Bandung melalui lorong waktu, menggugah kesadaran kita untuk makin menghargai sejarah dan optimis menatap masa depan.

 

78 .  Belanja Elektronik di Bandung

Kehidupan manusia di dunia modern seakan tak  lepas dari jasa barang – barang elektronik. Barang elektronik sepertinya sudah menjadi barang wajib yang harus dimiliki oleh setiap orang. Berbagai keuntungan dapat kita dapatkan dari memiliki barang – barang elektronik ini. Mulai dari pekerjaan yang serasa lebih mudah sampai kepraktisan yang dimilikinya. Banyak tempat dapat kita sambangi untuk mencari barang elektronik sesuai kebutuhan dan isi kocek. Anda yang tertarik untuk berburu barang elektronik di Bandung, bisa mendatangi tempat-tempat berikut ini.

1. Jl. ABC
Jalan yang berdekatan dengan alun – alun kota Bandung ini selalu dipadati oleh para pembeli barang – barang elektronik. Hampir sepanjang jalan ini Anda dapat menemui toko-toko yang menjual aneka perlengkapan  barang – elektronik, seperti TV, radio, lemari es, hingga penyedot debu. Harga yang ditawarkan pun relatif  murah dan kelihaian Anda menawar harga juga menentukan apakah Anda bisa dapatkan harga terbaik.

2. Jaya Plaza dan Pasar Kandaga
Jika Anda ingin membeli barang elektronik dan juga mendapatkan spare parts untuk barang elektronik Anda, datang saja ke Jaya Plaza yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani. Di sini tersedia TV, komputer, laptop, dan komponen – komponen barang elektronik lainnya dengan harga miring dan hebatnya, harga ini masih dapat ditawar kembali. Masih di jalan yang sama, Anda dapat mengunjungi sentra elektronik lainnya yang bernama Pasar Kandaga. Barang yang ditawarkan pun cukup banyak dan terdapat beberapa toko yang menjual komponen barang elektronik.

3. BEC,  Plaza IBCC
Ingin berbelanja elektronik dengan suasana mal? Anda dapat menyambangi tiga tempat ini. BEC (Bandung Elektronic Center) yang terletak di jalan Purnawarman, Be-Mall di jalan Naripan, dan Plaza IBCC di jalan Jakarta menawarkan suasana yang nyaman yang akan membuat anda betah berada di sini sembari memilih barang – barang elektronik. Barang – barang disini cukup lengkap dan up to date. Dapatkan berbagai jenis TV, Hand phone , smartphone dan juga laptop serta desktop PC terbaru disini. Pusat belanja elektronik ini juga menyediakan fasilitas pusat jajanan dan makanan untuk mengisi perut Anda setelah sibuk memborong elektronik favorit Anda.

Anda pecinta teknologi terkini, sebaiknya memasukkan referansi tempat-tempat tersebut sebagai tempat tujuan belanja Anda

 

77.  Villa Isola si Warisan Arsitektur Bandung

Pada awal abad ke-20 kota ini pernah menjadi laboratorium arsitektur para arsitek di Hindia Belanda. Kontribusi mereka berupa karya arsitektur dengan langgam masing-masing turut membentuk citra Kota Bandung.

Salah satu karya arsitektur yang membentuk citra Kota Bandung adalah Villa Isola yang yang didesain CP Wolff Schoemaker. Bangunan yang didirikan tahun 1933 ini merupakan pembangkit memori sebagian besar masyarakat akan Kota Bandung. Setiap melihat gambar Villa Isola, ingatan masyarakat tertuju pada Kota Bandung. Peran suatu karya arsitektur dalam membangkitkan kenangan orang banyak akan suatu tempat merupakan salah satu aspek dalam penilaian makna kultural yang dimiliki bangunan tersebut. Aspek lain adalah sejarah, estetika, dan ilmu pengetahuan.

Suatu karya arsitektur yang baik tidak hanya memiliki makna kultural yang mampu membangkitkan kenangan orang banyak terhadap suatu tempat, tetapi juga mampu meninggalkan kenangan dan kesan mendalam pada orang banyak terhadap karya itu sendiri. Bila hal ini terjadi, maka karya tersebut dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.

Pada Villa Isola, pembangkit kenangan yang utama adalah bentuknya yang tidak lazim jika dibandingkan dengan bangunan lain dengan fungsi sama (rumah tinggal). Hal ini terlihat jelas saat melintasi Jalan Setiabudi yang menghubungkan Kota Bandung dengan Lembang. Lebih dekat dengan bangunan yang kini berfungsi sebagai kantor rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini, akan terasa adanya pengolahan tapak (lahan) yang sesuai dengan bentuk bangunan. Kedua unsur tersebut, bangunan dan lahan, membentuk kesatuan. Hal-hal di ataslah yang menjadi alasan mengapa bangunan ini dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.

Villa Isola terletak di antara dua taman yang memiliki ketinggian berbeda. Taman di bagian selatan lebih rendah daripada taman di bagian utara. Taman di utara didesain dengan menghadirkan nuansa Eropa di dalamnya. Hal ini diperkuat dengan kolam berbentuk persegi dengan patung marmer di tengahnya. Pada taman ini terdapat jalur yang merupakan as yang membagi taman menjadi dua bagian simetris. Mendekati bagian utara bangunan, akan terlihat tangga berbentuk setengah lingkaran yang titik pusatnya berada pada bangunan.

Hal serupa juga diterapkan pada taman bagian selatan. Pengolahan bentuk anak tangga setengah lingkaran berpusat pada bangunan Villa Isola. Kedua taman yang memiliki perbedaan ketinggian dihubungkan dengan dua tangga melingkar pada sisi barat dan timur bangunan. Pengolahan taman dengan menggunakan bentuk melingkar yang berpusat pada bangunan yang juga memiliki bentuk melingkar, menjadikan bangunan menyatu dengan lahan di sekitarnya.

 

76 .

Scroll to Top