Sesudah berkeliling di daerah Dipatiukur, Bandung, alangkah kurang lengkap rasanya bila tidak melanjutkan perjalanan ke salah satu ikon kebangaan Kota Kembang yang satu ini. Letaknya memang sangat berdekatan, sehingga sangat sayang pula bila sampai anda lewatkan.
Tempat ini tinggi gagah dan menjulang di pusat kota Bandung. Menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak digemari oleh banyak wisatawan yang datang. Hampir setiap sore hari, ada saja ditemukan wisatawan yang tengah berfoto ria di depan sini.
Nah, sebenarnya apa saja menariknya dari tempat tersebut? Kalau ingin tahu, mari kita ulas di sini ya!
Gedung Sate
Terletak di pusat kota Bandung menjadikan Gedung Sate sebagai salah satu destinasi wisata favoritnya wisatawan untuk menikmati keindahan Bandung dari sudut pandang sejarah. Ikon yang paling khas dari bangunan ini adalah ornamen yang berada di puncak gedung nan menyerupai sebuah sate yang memiliki 6 buah daging. Menurut sejarah, angka 6 sendiri mewakili biaya untuk pembuatan gedung ini pada waktu zaman belanda dulu, yakni 6 juta gulden.
Orang-orang banyak memanggil gedung ini sebagai Gedung Putih-nya Bandung sebab bila Amerika punya White House sebagai tempat kerja sang presiden, maka Bandung punya Gedung Sate sebagai tempat kerja Gubernur nya.
Catatan Sejarah Pembangunan Gedung Sate
Dengan menarik roda ke masa lalu, tepat pada tanggal 27 Juli 1920, Gedung Sate dulu memiliki nama sebagai Gouvernemenes Bedrijven (GB). Cetak Biru awalnya dirancang oleh para insinyur yang beranggotakan IR. J. Gerber, IR. G. Hendriks, dan Ir. Eh. De Roo. Walikota Bandung pada waktu itu pun, yakni Kol/ Pur. VL Slors menjadi ketua dari pembangunan proyek ini.
Menurut catatan sejarah, sebanyak 2.000 orang terlibat di dalam pembangunan Gedung Sate. Bahkan, 150 orang diantaranya berasal dari Tiongkok yang memiliki tugas untuk mengukir serta memahat kayu dan batu. Untuk 1.850 diantaranya memiliki keahlian sebagai pekerja dalam hal membangun gedung megah lainnya.
Batu pertama diletakkan oleh Johanna Catherina Coops sang putri Walikota Bandung saat itu, dibarengi dengan B. Coops, dan Patronella yang menjabat sebagai wakil Gubernur Kendral J.P Graaf van Limburg Stirum.
Tujuan awal didirikannya bangunan ini adalah guna menjadi pusat pemerintahan Belanda, mengingat suasana dan iklim Bandung yang mirip dengan Perancis membuat tentara koloni tertarik.
Kurang-lebih 4 tahun waktu dihabiskan dalam pembangunan Gedung Sate. Saat semua telah selesai, di dalam bagian dalam gedung terdapat pula kantor pos, perpustakaan, dan telepon telegraf.
Tempat Iconic dan Historical Di Bandung Untuk Turis ASING Ternyata Gerber tidak mengerjakan arsitektur Gedung ini sendirian, akan tetapi Ia juga dibantu oleh beberapa masukan dari arsitektur kondang lain, yakni Dr. Hendrick Perturs Barlage. Karena masukan itu, Gedung Sate pun menjadi memiliki nuansa lokal yang dipadukan dengan ciri khas ke-Eropaan.
Alhasil dari dua kombinasi dua maestro arsitek tersebut, Gedung Sate pun menuai banyak pujian, salah satunya datang dari D. Ruhl yang menuliskan bahwa baginya, Gedung Sate adalah sebuah gedung yang paling indah di Indonesia. Tulisannya pun Ia masukan dalam sebuah buku berjudul Bandoeng en haar Hoogvlatke yang terbit pada tahun 1952 lalu.
Peristiwa Bersejarah di Gedung Sate
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, empat bulan berselang, tepatnya pada 3 Desember 1945 terjadi salah satu peristiwa bersejarah di tempat ini, di mana ada 7 orang pemuda yang gagah berani mempertaruhkan nyawa mereka untuk mempertahankan Gedung Sate dari pasukan-pasukan Gurkha yang berusaha mengambil alih.
Sayang perjuangan mereka harus berakhir dengan kematian, dan guna mengenang jasa mereka pun dibangun sebuah tugu yang memperingati keberanian mereka nan terletak di belakang gedung. Pada tahun 1970, atas perintah dari menteri Pekerjaan Umum tugu tersebut pun dipindahkan.
Bagian dalam Gedung Sate
Untuk dapat memasuki wilayah Gedung Sate yang biasanya hanya dibuka pada akhir pekan saja, anda hanya perlu meminta izin pada penjaga keamanan. Namun, bila anda hanya ingin berfoto di depan gedung, anda pun tidak perlu meminta izin.
Kesan pertama saat anda masuk, anda akan disuguhkan dengan seperangkat gamelan khas Sunda yang biasa dimainkan saat acara khusus saja. Pemandangan dari dalam Gedung Sate, didominasi oleh suasana perkantoran karena memang fungsi utama sekarang sebagai kantor dari Gubernur Jawa Barat. Ada pula sebuah ruang bawah tanah, yang dulu pernah digunakan sebagai tempat tahanan.
Bila anda masuk, ke lantai 4 gedung, anda akan menemukan suasana yang beda sebab di sini biasanya digunakan sebagai ruang untuk menyambut tamu spesial dan acara kenegaraan. Jadi tidak heran bila suasananya lebih nyaman. Anda pun dapat pula melihat pemandangan kota Bandung dari atas sini, melalui sebuah teropong, ada juga kumpulan foto-foto kegiatan gubernur, dan beberapa cenderamata dan prasasti dari Provinsi Jawa Barat.
Begitulah sejarah, dan juga sedikit bocoran tentang suasana Gedung Sate dari dalam. Jika anda sedang berada di Bandung, sebaiknya jangan lupa untuk menyambangi tempat wisata sejarah yang satu ini ya! Semoga artikelnya bermanfaat, sampai jumpa! Tempat Iconic dan Historical Di Bandung Untuk Turis ASING